GROBOGAN, Lintasgrobogan.com.-Lahan sawah di Dusun Wadak Desa Karangharjo Kecamatan Pulokulon mengalami kekeringan. Sejumlah sawah yang dikelola warga itu tanahnya bahkan terlihat retak.
Para petani di Desa Karangharjo mengeluhkan kondisi sawah milik mereka. Memasuki awal musim kemarau tapi sudah berdampak kekeringan ,keluh kesah petani biaya produksi meningkat karena biaya penanaman mengeluarkan modal tidak sedikit dari mulai proses jasa traktor,jasa tanam sampai modal beli pupuk di tambah upaya untuk pengairan yang membengkak. Karena lahan sawah di kecamatan Pulokulon jadi tidak ada Sorot(irigasi) tetapi “tadah udan”.
Salah satu petani setempat Sutrisno (6/6/2024) mengatakan bahwa dalam 1minggu dirinya harus mengeluarkan uang antara Rp 350 ribu-Rp 500 ribu untuk mengairi sawahnya. Padahal mereka butuh air yang cukup banyak supaya pertumbuhan padi mereka baik hingga dapat hasil panen yang maksimal.
Saat ini curah hujan rendah, padahal baru memasuki awal musim kemarau. Beberapa padi ada yang sudah tahap “mrapu” tp minim air dan tanah sudah mulai kering terpaksa di manfaatkan untuk pakan ternak.
Sutrisno menjelaskan bahwa dalam sehari dirinya butuh waktu 5-10 jam untuk mengairi satu kotak lahan. Padahal biasanya masuk bulan Mei curah hujan masih ada.(Lintasgrobogan.com/sbr Redaksi)