lintasgrobogan.com-Surabaya-Pameran dan Kontes Bonsai ini dihadiri dan diikuti oleh berbagai kota di Jawa Timur dengan target 250 pohon kontes dan 50 tenant tanaman hias yang diadakan di Main Atrium Ground Floor Grand City Mall.
“Pameran bonsai kali ini adalah satu-satunya di Surabaya yang di dalam indoor area dengan konsep International Bonsai Show Exhibition,” ujar Assistant MarComm Manager Grand City Mall Surabaya, Yuvit Ikhwanul Shafa pada Opening Pameran dan Kontes Bonsai se-Surabaya. Rabu, (24/4/2024) siang.
Selain itu, kata Yuvit, sapaan akrabnya, juga yang pertama kali di Indonesia dengan menawarkan konsep display megah sehingga dapat memanjakan mata pengunjung sekaligus menarik minat mengoleksi bonsai dari para pengunjung terutama pemula.
“Tema yang dibawakan pada Pameran dan Kontes Bonsai kali ini adalah “Gandeng Renteng”. Secara harfiah Gandeng Renteng adalah saling bergandengan/saling bekesinambungan/saling merangkul/saling menguatkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, tema “Gandeng Renteng” memiliki tujuan visi dan misi mengadakan sebuah pameran dan kontes ini untuk merangkul seluruh penggemar bonsai di lingkup Surabaya yang terwadahi oleh setiap komunitasnya untuk saling menguatkan, saling merangkul, dan saling berkesinambungan dalam memajukan khasanah perbonsaian di kota Surabaya khususnya.
Karena tanpa “Gandeng Renteng” kemajuan seni bonsai di Surabaya akan sulit terwujud, maka dari itu adanya pameran dan kontes Bonsai Gandeng Renteng ini diharapkan agar seluruh komunitas bonsai di Surabaya bersatu, bahu membahu meredam dan mengesampingkan kepentingan kelompok dan individu demi terciptanya seni bonsai yang maju di Surabaya sehingga pada akhirnya kota Surabaya menjadi poros seni bonsai dalam skala nasional maupun internasional.
“Gandeng Renteng” memiliki nilai-nilai kebersamaan yang kuat gotong royong swadaya dimana berdirinya Bonsai Seni Nusantara sendiri dilandasi oleh kekuatan nilai kebersamaan yang kuat. Air hujan pun gandeng renteng. Nasi juga gandeng renteng. Bahkan gigi kita pun gandeng renteng,” tambahnya.
Karena tanpa gandeng renteng, air hujan yang satu tetes tidak akan pernah menyuburkan alam semesta. Nasi pun jika disajikan satu bulir tidak akan pernah bisa mengenyangkan perut.
“Bahkan jika gigi kita hanya satu makan pun terasa lama. Maka gandeng renteng adalah sebuah gagasan baik untuk menyatukan para anggota seluruh komunitas-komunitas bonsai di Surabaya,” sambungnya.
Adapun yang menaungi adalah Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) cabang Surabaya sehingga memiliki kekuatan yang nantinya berdampak pada pameran berskala nasional maupun international.
“Konsep pameran dan kontes bonsai ini adalah yang pertama di Indonesia dengan mengusung site layout indoor layaknya pameran dan kontes di luar negeri,” tutup Yuvit.(sbr Yuvit/lintasgrobogan.com)